Press Conference Kunjungan Delegasi AFC Mengenai ACL 2011/2012
Bertempat di sekretariat PSSI, Senayan, Jakarta, Jumat (14/5), AFC yang diwakili oleh lima orang delegasinya mengadakan jumpa pers. Delegasi AFC tersebut adalah Bryan Quan, Benjamin Tan, Maksat, Satoshi Saito dan Steve Kim yang bertindak sebagai juru bicara. Hadir pula dalam kesempatan tersebut CEO PT. Liga Indonesia Joko Driyono.
Jumpa pers ini dilakukan dalam rangka kunjungan delegasi AFC kepada klub – klub Indonesia Super League 2010. Hal ini berhubungan dengan akan diadakan kembalinya AFC Champions League (ACL) periode tahun 2011/2012.
Acara dibuka dengan paparan Steve Kim mengenai ACL yang format pertandingannya berusaha untuk menyamai atau setidaknya mendekati UEFA Champions League. Di mana kompetisi antar klub paling bergengsi di eropa itu saat ini menjadi tontonan yang menarik untuk pecinta Sepakbola diseluruh dunia.
Pembahasan berlanjut pada perkembangan sepakbola Indonesia dengan berbagai pertandingan Sepakbola yang telah dilakukan, termasuk Indonesian Super League (ISL) yang juga mengalami banyak kemajuan.
“ Sepakbola Indonesia sudah sangat berkembang, meski banyak aspek-aspek yang harus diperhatikan untuk selanjutnya diperbaiki, “ kata Steve Kim, yang juga menjadi media officer AFC saat Piala Asia 2007 di Jakarta.
Selain Indonesia, delegasi AFC ini sudah mengunjungi beberapa negara Asia (Iran dan Jepang) dalam rangka menyeleksi dan menunjuk klub-klub mana yang lolos seleksi dapat mengikuti ACL (AFC Champions League). Dalam hal ini, stadion menjadi fokus utama dalam kunjungan delegasi AFC ini. Karena, fasilitas menjadi hal yang penting dalam penyelenggaraan event ini sesuai dengan manual AFC. Pengumpulan data, import data, dan sidang Exco AFC yang nantinya akan menentukan klub mana yang lolos seleksi ke ACL.
Delegasi AFC ini akan terus mengumpulkan data dan informasi dalam kunjungan yang rencananya akan berlangsung ke 10 negara termasuk Indonesia. Keputusan dari hasil tinjauan kelayakan ini baru akan ditentukan pada bulan November 2010. Maka dari itu, mereka tidak bisa memberikan bocoran sedikit pun mengenai stadion-stadion mana di Indonesia yang sesuai dengan regulasi AFC.
“Mengenai fasilitas, bukan hanya dalam stadion saja lingkupnya. Tetapi ini mengenai akomodasi, tempat penginapan, dan jarak antara stadion tempat pertandingan dengan bandara. Setidaknya tidak terlampau jauh jaraknya,” papar Steve.
Hal ini bisa dilihat dari kasus Persipura, yang meskipun lolos dalam ACL, tetapi tidak bisa menyelenggarakan pertandingan kandang di stadionnya, karena jarak antara Stadion dengan Bandara Internasional tidak sesuai dengan regulasi AFC. Maka dari itu, Stadion Utama Gelora Bung Karno dipilih untuk menjadi kandang dari Persipura pada ACL 2010 tahun ini.
Saat ditanya wartawan mengenai stadion-stadion yang ada di Indonesia dibandingkan dengan stadion-stadion dari dua negara yang sudah mereka kunjungi (Iran dan Jepang), Steve menjawab, bahwa Indonesia memiliki potensi yang bagus untuk menyelenggarakan ACL di kandang sendiri. Ia mengambil contoh Stadion Utama Gelora Bung Karno sebagai stadion terbaik yang dimiliki oleh Indonesia. Karena ia sendiri telah merasakan atmosfir yang sangat bagus dari kaum pecinta Sepakbola di Indonesia sewaktu ia menangani Media AFC Asian Cup 2007 di Indonesia.
Diharapkan klub-klub yang ada di Indonesia terus membangun kerjasama yang baik dengan Pemerintah pusat, daerah, PSSI dan PT. Liga Indonesia untuk pengembangan fasilitas di dalam dan di luar stadion, peningkatan pendidikan officer tingkat manajemen klub dengan mengadakan workshop dan pelatihan yang bagus sesuai dengan standarisasi AFC dan FIFA. Hal ini perlu dilakukan supaya jatah klub dari Indonesia bisa bertambah, seperti halnya Jepang dengan 4 klubnya. (van)